Minggu, 05 Februari 2017

SOP







STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PELEPASAN KATETER
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melepas kateter pada pasien

Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan pasien yang telah dipasang kateter yang dianggap sembuh dalam batas waktu tertentu

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Disposible spuit
  2. Bengkok
  3. Pengalas
  4. Sketsel
  5. Sarung tangan

b. Persiapan pasien
  1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien
  2. Pasang sampiran

c. Pelaksanaan
  1. Beritahu penderita dan atur posisi dorsal recumbent
  2. Memakai sarung tangan
  3. Tarik isi balon kateter dengan spuit
  4. Tarik kateter perlahan – lahan sambil penderita dianjurkan nafas panjang
  5. Untuk penderita lali – laki atur penis sesuai anatomi uretranya sebelum ditarik kateternya
  6. Bersihkan meatus uretra dengan kapas savlon
  7. Tampung kateter pada bengkok
  8. Rapikan penderita dan alat – alat dibereskan
  9. Lepas sarung tangan
  10. Cuci tangan


Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.






STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan tempat tidur dengan segala perlengkapan agar siap dipakai

Tujuan
Untuk menyiapkan tempat tidur agar siap dipakai

Prosedur
Uraian
a. Persiapan
  1. Kasur, bantal dan guling
  2. Laken
  3. Stek laken
  4. Perlak
  5. Selimut
  6. Sarung bantal, sarung guling
  7. Waskom berisi larutan clorin 0,5 %
  8. Waskom berisi air bersih
  9. Lap kerja
  10. Troli linen
  11. Over laken (plastik)

b. Persiapan pasien dan lingkungan
  1. Lingkungan sekitar tempat tidur dirapikan

c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon
  2. Bersihkan tempat tidur dengan menggunakan clorin dan bilas dengan menggunakan air bersih
  3. Pasang laken
  4. Perlak dipasang sekurang kurangnya 30 cm dari sisi tempat tidur bagian kepala
  5. Stek laken dipasang diatas perlak dengan tiap sisi-sisinya dimasukkan bersama perlak ke bawah kasur setegang mungkin
  6. Selimut dilipat empat secara terbalik dan pasang pada kasur bagian kaki, sedangkan bagian atas terbalik dimasukkan ke bawah kasur sekurang kurangnya 10 cm dan ujung-ujung sisi selimut dimasukkan dibawah kasur
  7. Bantal dimasukkan kedalam sarung, dengan cara ½ sarung bantal bagian ujung di lipat terlebih dahulu ke arah luar, kemudian bantal baru dimasukkan dan dan tarik ujung sarung bantal yang di lipat tadi. Pastikan ujung bantal masuk kedalam ujung sarung bantal
  8. Pasang bantal di bagian atas kasur dengan bagian sarung bantal yang terbuka tidak menghadap ke arah pintu
  9. Bila tempat tidur tidak dipakai, tutup dengan menggunakan over laken
  10. Alat dirapikan
  11. Lepas hand scoon dan cuci tangan






Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.














































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MELAKUKAN INJEKSI

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan injeksi / suntik yang merupakan tindakan memasukkan obat kedalam tubuh pasien lewat alat suntik yang dimasukkan kedalam tubuh : sedalam kulit (ic), sedalam bawah kulit (sc), sedalam otot (im), sampai menembus vena (iv)

Tujuan
Untuk memasukkan obat ke dalam tubuh pasien dengan menggunakan suntik

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Spuit injeksi sesuai dengan pengguaan
  2. Kapas alkohol
  3. Obat injeksi sesuai perintah dokter
  4. Torniquet
  5. Bantal pengalas/perlak
  6. Bak injeksi

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dilakukan tindakan tersebut dilakukan
  2. pasang sampiran

1. Pelaksanaan injeksi IC (Intra Cutan)
  1. Isi spuit injeksi dengan obat yang telah ditentukan
  2. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon
  3. Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan alkohol 70%
  4. Renggangkan permukaan kulit dengan menggunakan tangan kiri
  5. Masukkan jarum pada permukaan kulit dengan sudut 15-30 derajat dengan lubang menghadap ke atas
  6. Masukkan obat pelan-pelan supaya permukaan kulit yang disuntik mengembung
  7. Setelah obat masuk, spuit ditarik dengan cepat
  8. Bekas suntikan tidak boleh di tekan dengan kapas alkohol

2. Injeksi SC (Sub Cutan)
  1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
  2. Permukaan kulit di disinfeksi dengan kapas alkohol
  3. Angkat sedikit perukaan kulit dengan tangan kiri
  4. Masukkan jarum ke bawah kulit denga sudut 45 derajat dengan lubang jarum menghadap keatas
  5. Penghisap spuit ditarik, apakah ada darah atau tidak
  6. Bila ada darah obat tidak boleh dimasukkan
  7. Bila tidak ada darah obat dimasukkan perlahan lahan
  8. Setelah obat masuk, spuit ditarik dengan cepat dan bekas jarum di tutup dan ditekan dengan cepat dengan menggunakan kapas alkohol





3. Injeksi IM (Intra Muscular)
  1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
  2. Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol
  3. Permukaan kulit sedikit direnggangkan
  4. Masukkan jarum tegak lurus dengan sudut 90 derajat dipermukaan kulit
  5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat ada darah atau tidak
  6. Bila ada darah obat jangan di masukkan
  7. Bila tidak ada darah obat di masukkan perlahan lahan
  8. Setelah obat masuk semua, spuit ditarik dengan cepat dan bekas suntikan ditarik dan ditekan dengan kapas alkohol

4. Injeksi IV (Intra Venous)
  1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
  2. Tentukan pembuluh darah yang akan di suntik
  3. Lakukan pembendungan darah proksimal dengan menggunakan torniquet
  4. Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol
  5. Pasang pengalas di bagian bawah tempat yang akan di suntik
  6. Jarum di suntikkan dengan sudut 45 derajat dan denga ujung jarum menghadap ke atas
  7. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau tidak
  8. Bila tidak ada darah, obat jangan di masukkan
  9. Bila ada darah,obat dimasukkan perlahan lahan
  10. Setelah obat masuk semua, jarum di cabut dengan cepat dan bekas tusukan jarum di tutup dengan menggunakan kapas alkohol

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.




















STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN INFUS

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan cairan infus yang merupakan tindakan memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set

Tujuan
Untuk memberi cairan infus dengan menggunakan infus set

Prosedur
Uraian
a. Persiapan Alat
  1. Standar infus
  2. Cairan yang akan diberikan
  3. Infus set
  4. Alkohol 70% (alcohol swab)
  5. Gunting
  6. Plaster/Tegaderm
  7. Pengalas/perlak
  8. Bengkok
  9. Torniquet
  10. Handschoen bersih
  11. Alat pencukur (bila diperlukan)
  12. IV Catheter (Abocath sesuai kebutuhan)

b. Persiapan pasien & lingkungan
  1. Penderita dan keluarga diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan
  2. pasang sampiran
c. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan dengan air mengalir/handscrub
  2. Siapkan area yang akan dipasang infus
  3. Cukur area bila ada bulu
  4. Periksa ulang cairan yang akan diberikan
  5. Tusukkan selang infus pada botol cairan
  6. Keluarkan udara dari slang infus
  7. Pasang pengalas
  8. Pakai handschoen bersih
  9. Pilih dan pastikan vena yang akan ditusuk (utamakan vena bagian distal / sesuai kondisi pasien)
  10. Lakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk dengan menggunakan alcohol swab. Kegiatan desinfeksi tersebut dilakukan dengan gerakan melingkar keluar sampai diameter 6 – 8 cm, bila daerah incersi kotor bisa diulangi 2 – 3 kali
  11. Pasang tomiquet diatas lokasi penusukan
  12. Masukkan I.V Catheter pada vena yang telah ditentukan dengan sudut 10° - 30° dengan lubang jarum menghadap ke atas
  13. Setelah I.V Catheter masuk vena, tomiquet dilepas, mandirn ditarik pelan – pelan sambil I.V Catheter didorong masuk sampai pangkalnya
  14. Sebelum melepas madirn, tekan ujung vena Catheter dengan jari, lepas madirnnya kemudian disambungkan ke pangkal I.V Catheter dengan infus set
  15. Pemasangan fiksasi :

a. I.V Catheter bersayap
> Letakkan plester dibawah sayap, kemudian lipatkan diatas sayap searah dan sejajar ujung I.V Catheter
> Letakkan plester kedua diatas pangkal I.V Catheter dan sayap dengan posisi melintang

b. I.V Catheter tanpa sayap
> Letakkan plester dibawah pangkal I.V Catheter silangkan diatasnya (plester jangan sampai menutuo luka tusukan I.V Catheter)
> Letakkan plester ke 2 dibelakan plester pertama diatas pangkal I.V Catheter
> Tutup dengan kasa steril dan dekatkan dengan plester sesuai kebutuhan

  1. Tuliskan tanggal pemasangan I.V Catheter pada plester
  2. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
  3. Perhatikan reaksi pasien
  4. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
  5. Pasien dirapikan
  6. Alat – alat dibereskan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.






















STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL PERNAFASAN

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit

Tujuan
Untuk menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan umum pasien dan kelainan pada fungsi pernafasan

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Arloji tangan dengan menggunakan penunjuk detik
  2. Buku catatan dan alat tulis

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan
  2. Menghitung pernafasan selama 1 menit
  3. Mencatat hasil penghitungan pada buku pencatatan tanda-tanda vital
  4. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan
  5. Perawat cuci tangan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.















STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL SUHU

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang diletakkan pada ketiak, mulut dan anus

Tujuan
Untuk mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan perawatan

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Thermometer (raksa, digital, atau Sensor cahaya)
  2. Desinfektan (alcohol swab 70%)

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
  2. Atur lingkungan sekitar pasien

c. Pelaksanaan
1. pemeriksaan suhu pada ketiak
  1. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon (bila pasien infeksius)
  2. Alat-alat di dekatkan dengan pasien
  3. Identifikasi pasien
  4. Jelaskan prosedur tindakan yang dilakukan
  5. Periksa termometer apabila air raksa pastikan tepat pada angka dibawah 35 derajat celcius
  6. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi pasien
  7. Buka lengan baju pasien (bila perlu) dan ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu
  8. Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir tepat ditengah ketiak dan lengan pasien dilipatkan ke dada (awasi dan dampingi khususnya pada penderita tidak sadar dan anak-anak)
  9. Setelah 5-10 menit termometer di angkat dan dibaca kemudian dicatat
  10. Bersihkan termometer dengan cara : Di lap dengan desinfektan (alcohol swab)
  11. Bila menggunakan Air raksa diturunkan kembali dan termometer diletakkan pada tempatnya
  12. Pasien dikembalikan pada posisi semula
  13. Alat dibereskan lepas sarung tangan dan cuci tangan

2. Mengukur suhu pada mulut
  1. Cuci tangan dan memakai hand scoon
  2. Alat-alat didekatkan pada pasien
  3. Identifikasi pasien
  4. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
  5. Atur posisi pasien
  6. Instruksikan pasien untuk membuka mulut
  7. Minta pasien untuk mengangkat lidah
  8. Letakkan dengan hati-hati termometer dibawah lidah dibagian tengah
  9. Instruksikan pasien untuk menutup mulut dan menjepit termometer dengan bibirnya dan tidak berbicara selama termometer berada dimulutnya
  10. Setelah 3-5 menit ambil termometer dan baca dengan teliti kemudian catat
  11. Bersihkan termometer dengan alcohol swab
  12. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
  13. Pasien dikembalikan keposisi semula
  14. Lepas hand scoon dan cuci tangan

3. Mengukur suhu pada rektal
  1. Cuci tangan dan memakai hand scoon
  2. Alat-alat didekatkan pada pasien
  3. Identifikasi pasien
  4. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
  5. Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius
  6. Atur posisi pasien dengan tidur miring pada orang dewasa dan telentang pada bayi
  7. Celana dalam atau popok diturunkan sampai kebawah bokongdan tutupi bagian tubuh dengan menggunakan selimut
  8. Dorong pantat bagian atas sehinggga anus terlihat
  9. Bersihkan anus terlihat
  10. Bersihkan anus dengan potongan tisu
  11. Masukan termometer kedalam anus secara perlahan dan anjurkan pasien untuk bernafas panjang dan masukkan sepanjang 3 inci untuk dewasa dan ½ inci untuk bayi sambil mengangkat kaki bayi ke atas dengan ujung termometer dipegang
  12. Setelah 3-5 menit termometer diambil perlahan kemudian di lap dengan tisu dan dibaca kemudian dicatat
  13. Rapikan pasien seperti semula
  14. Bersihkan termometer dengan alcohol swab
  15. Bereskan alat-alat
  16. Lepas hand scon dan cuci tangan


Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.













STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL TEKANAN DARAH

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah arteri.

Tujuan
Untuk mengukur tekanan darah pasien.

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Tensimeter (digital ataupun manual)
  2. Stetoskope
  3. Buku / catatan

b. Persiapan pasien & lingkungan
  1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
  2. Atur lingkungan sekitar pasien.
c. Pelaksanaan
  1. Alat – alat didekatkan
  2. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan dan posisinya diatur sesuai kebutuhan.
  3. Mengatur posisi pasien.
  4. Membuka lengan baju atau digulung.
  5. Letakkan tensimeter sejajar.
  6. Memasang manset tensimeter pada lengan atas 2 – 3 cm diatas vena cubiti dengan pipa karetnya pada bagian luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar.
  7. Meraba denyut arteri bracialislalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut.
  8. Menutup skrup balon karet, pengunci raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik.
  9. Membuka skrup balon perlahan – lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
  10. Pasien dirapikan.
  11. Alat – alat dirapikan dan disimpan ditempatnya.
  12. Petugas cuci tangan dan hasil dicatat
Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.





STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL NADI

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung denyut nadi dengan meraba :
  1. Arteri radialis pada pergelangan tangan
  2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
  3. Arteri carotis pada leher
  4. Arteri temporalis pada pelipis
  5. Arteri femolaris pada lipat paha
  6. Arteri dorsalis pedis pada kaki
  7. Arteri frontalis pada ubun – ubun bayi
Tujuan
Untuk menghitung jumlah denyut nadi dalam satu menit.

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Arloji / puls teller
  2. Buku catatan

b. Persiapan pasien & lingkungan
  1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan
  2. Atur lingkungan sekitar pasien
c. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan
  2. Alat – alat didekatkan pada pasien
  3. Identifikasi pasien
  4. Jelaskan prodesur yang akan dilaksanakn
  5. Atur posisi pasien dengan terlentang atau duduk
  6. Anjurkan pasien untuk rileks
  7. Tempelkan 3 jari pada daerah arteri
  8. Hitung denyut nadi selama 1 menit sambil merasakan kedalaman dan keteraturan
  9. Catat hasilnya
  10. Rapikan alat – alat
  11. Posisi pasien dikembalikan ke posisi semula
  12. Cuci tangan
  13. Hasilnya dicatat







Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.






































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
IRIGASI TELINGA

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk membersihkan telinga dengan air hangat untuk mengeluarkan serumen atau corpus alenium

Tujuan
Untuk Membersihkan liang telinga dari kotoran

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Spuit besar
  2. Kom berisi air hangat
  3. Pinset telinga
  4. Bengkok
  5. Kapas dalam tempatnya
  6. Handuk
  7. Perlak dan pengalas

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan

c. Pelaksanaan

  1. Perawat cuci tangan
  2. Pasien duduk dengan posisi kepala di miringkan sesuai dengan kebutuhan
  3. Alat-alat didekatkan kepada pasien
  4. Kain pengalas dan bengkok diletakkan diatas bahu, dibawah telinga yang akan di bersihkan
  5. Spuit di isi dengan air hangat
  6. Dengan menggunakan tangan kiri perawat daun telinga di tarik ke atas dan sedikit ke belakang. Bengkok di taruh di bawah telinga
  7. Ujung spuit di taruh di ujung liang telinga dan lakukan penyemprotan dengan hati-hati ke bagian siisi atas bagian telinga
  8. Penyemprotan dilakukan beberapa kali sampai bersih
  9. Setelah bersih lubang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas yang di pegang dengan menggunakan pinset telinga dan daerah sekitar telinga di keringkan dengan handuk
  10. Pasien dirapikan perawat cuci tangan
  11. Dokumentasikan tindakan













Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Adams. Gl, Boies LR Paparella MM (1989), Fundamental Of Otorhinolaryngology Testbook Of Ear, Nose and Throat, Philadelphia, Toronto, WB, Saunders Co.
  2. Bambang Hermani dan Hartono Abdurahman (2002) Tumor Laring dalam Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Fakultas Kedokteran UI Jakarta.
  3. Entjep Hadjar dan Jenny Bashiruddin (2002), Gangguan Keseimbangan dalam Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Fakultas Kedokteran UI Jakarta.
  4. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.



































STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT TETES MATA

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan obat pada mata dalam bentuk cair
Tujuan
  1. Mengobati gangguan mata
  2. Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
  3. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
  4. Mencegah kekeringan mata
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Obat tetes mata
  2. Buku obat
  3. Tupres (kapas)
  4. Penutup mata jika perlu
b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan
  2. Periksa untuk memastikan nam obat, dosis, waktu pemberian
  3. Identifikasi pasien dengan benar dan tepat
  4. Atur posisi pasien, telentang duduk dengan hiper ekstensi leher
  5. Bersihkan kelopak mata dengan menggunakan kapas steril
  6. Minta pasien untuk melihat langit-langit
  7. Teteskan obat dengan cara :
  • Tangan kanan di dahi pasien, pegang penetes mata berisi obat +- 1-2 cm diatas sakus konjungtiva dan tangan kiri tarik kelopak mata ke bawah
  • Teteskan obat di sakus konjungtiva sesuai dengan ketentuan dari dokter
  • Anjurkan pasien untuk menutup (berkedip) dengan pelan
  • Jika tetesan jatuh, usap dengan menggunakan tupres kering dan tekan dengan lembut pada duktus nasolkrimalis selam 30-60 detik
  1. Dokumentasikan tindakan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.
  4. Ns. Eni Kusyati, S. Kep. (2006) Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium, Keperawatan Dasar, ECG, Jakarta.





STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN SALEP MATA

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan obat mata dalam bentuk salep

Tujuan
  1. Mengobati gangguan mata
  2. Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
  3. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Salep mata
  2. Buku obat
  3. Tupres (kapas)
  4. Penutup mata bila perlu

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan
  2. Periksa untuk memastikan nam obat, dosis, waktu pemberian
  3. Identifikasi pasien dengan benar dan tepat
  4. Atur posisi pasien, telentang duduk dengan hiper ekstensi leher
  5. Bersihkan kelopak mata dengan menggunakan kapas steril
  6. Minta pasien untuk melihat langit-langit
  7. Pegang aplikator salep mata dari dalam keluar dengan menggunakan kapas steril
  8. Pencet tube sehinggga menberikan aliran sepanjang tepi dalam kelopak mata
  9. Anjurkan pasien untuk melihat ke bawah
  10. Buka kelopak mata bagian atas
  11. Biarkan pasien memejamkan mata
  12. Dokumentasikan tindakan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.
  4. Ns. Eni Kusyati, S. Kep. (2006) Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium, Keperawatan Dasar, ECG, Jakarta.





STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memasukkan obat melalui anus

Tujuan
  1. Memperoleh efek pengobatan secara lokal maupun sistemik
  2. Melunakkan feces sehingga mudah di keluarkan

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Supositoria recta
  2. Jelly pelumas
  3. Sarung tangan bersih
  4. Tisu
  5. Bengkok

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan

c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan
  2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “lima benar”
  3. Identifikasi pasien
  4. Menawarkan pasien untuk buang air kecil atau buang air besar
  5. Atur posisi pasien sim kanan atau kiri dengan tungkai bawah fleksi ke depan
  6. Membebaskan pakaian bagian bawah pasien dan di tutup dengan menggunakan selimut mandi
  7. Meletakkan piala ginjal pada bawah anus
  8. Perawat cuci tangan
  9. Buka suppositoria dari kemasan dan beri pelumas pada ujung dar bulatnya. Beri pelumas pada bagian ujung bulatnya. Beri pelumas padajari telunjuk tangan yang dominan anda
  10. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut untuk merileksasikan sfingter ani
  11. Regangkan bokong dengan tangan yang tak dominan. Dengan jari telunjuk tersarungi, masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak –anak
  12. Tarik jari dan bersihkan bagian anal
  13. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring miring selama 5-10 menit
  14. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
  15. Rapikan pasien dan lingkungannya
  16. Cuci tangan
  17. Kaji respon pasien
  18. Dokumentasikan tindakan







Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi

  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.

































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
UJI TOUNIQUET

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan pemeriksaan orang yang diduga menderita DHF

Tujuan
Untuk mengetahui adanya perdarahan di bawah kulit

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Tensi meter
  2. Stetoskop

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan

c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan
  2. Periksan tekanan darah pasien dengan menggunakan stetoskop dan tensi meter
  3. Tetapkan tekan sistolik dan diastolik
  4. Tetapkan besarnya kuncian yaitu sistole di tambah dengan diastole di bagi 2
  5. Pertahankan selam 5-10 menit
  6. Catat berapa banyak bintik-bintik di tubuh pasien yaitu pada kulit lengan bawah bagian media pada sepertiga proksimal (3 jari di bawah mangset)
  7. Lepas mangset dari lengan
  8. Bereskan alat dan rapikan kembali pasien
  9. Cuci tangan dan dokumentasikan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi

  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.







STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENJAHIT LUKA STERIL

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk merawat luka on steril

Tujuan
  1. Luka terbuka dengan menggunakan jarum dan benang(Zyde)
  2. Mempercepat proses penyembuhan luka
  3. Mencegah terjadinya infeksi























Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Handschoen
  2. Nald Fuder
  3. Pinset Chirurrgis
  4. Jarum (Needle)
  5. Benang
  6. Gunting
  7. Bengkok
  8. Bak instrument
  9. Perlak
  10. Plester
  11. Depress
  12. Sofratul(kasa steril dengan antibiotik)
  13. Providone iodine
  14. Doek berlubang
  15. Pinset anatomis
  16. Spuit
  17. Anestetik lokal
  18. Kasa steril
  19. Plester
  20. Kasa gulung

b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur yang akan di lakukan.
  2. Pasang sketsel
  3. Atur posisi klien sesuai dengan kondisi luka

c. Pelaksanaan
  1. Perawat cuci tangan
  2. Menutup sketsel
  3. Mendekatkan alat ke dekat pasien
  4. Pasang perlak
  5. Dekatkan bengkok
  6. Buka bak instrument
  7. Pakai Handschoen
  8. Desinfeksi kulit/luka dengan depress yang sudah diberi providone iodine
  9. Tutup luka dengan duk berlubang
  10. Lakukan anastesi local
  11. Cek kondisi yang telah di anestesi, masih nyeri apa tidak
  12. Jepit jarum pada nald foder
  13. Potong benang secukupnya
  14. Pasang benang pada jarum nya
  15. Angkat tepi kulit dengan menggunakan pinset chirugis
  16. Angkat sisi tepi kulit satunya
  17. Tarik ujung jarum dan sisakan benang secukupnya
  18. Simpul dengan cara menggulung benang pada ujung nald voder
  19. Gunakan simpul pendek dengan satu simpul, lalu benang di potong
  20. Berikan jarak masing-masing jahitan 1 cm
  21. Lakukan sampai luka tertutup semua
  22. Tutup luka dengan Sofratul(kasa steril), kemudian plester/verban
  23. Rapikan alat
  24. Lepas handschoen
  25. Cuci tangan
  26. Dokumentasikan(kondisi luka, jumlah jahitan, jenis jahitan, reaksi klien)

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin



Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.





























STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGANGKAT JAHITAN LUKA

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melepas jahitan yang dilakukan pada hari ke 5 – 7, sesuai dengan penyembuhan

Tujuan
  1. Mempercepat proses penyembuhan luka
  2. Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus Alinum




















Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Bak instrument
  2. Pinset Chirugis
  3. Pinset Anatomis
  4. Gunting Hetting Up
  5. Kasa
  6. Depress
  7. Sofratul
  8. Bengkok
  9. Plester
  10. Gunting verband
  11. Alkohol
  12. Hand Schoen
b. Persiapan pasien
  1. Pasien diberi tahu tentang prosedur yang akan di lakukan
  2. Pasang sketsel
  3. Atur posisi pasien
c. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan
  2. Tutup sketsel
  3. Posisikan pasien sesuai dengan letak luka
  4. Pasang perlak
  5. Lepas plester/verband
  6. Pakai Hand schoen
  7. Bersihkan bekas plester dengan depress yang sudah di beri alcohol
  8. Desinfecksi luka
  9. Lepas jahitan satu per satu selang- seling
  10. Jepit simpul jahitan dengan pinset chirugis
  11. Tarik sedikit keatas, kemudian gunting jahitan tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit
  12. Bersihkan luka
  13. Tutup luka dengan sofratul
  14. Lepas Handschoen
  15. Plester luka
  16. Rapikan pasien
  17. Rapikan alat
  18. Cuci tangan
  19. Dokumentasikan



Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin


Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.


































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN LUKA STERIL

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka secara steril

Tujuan
  1. Mencegah terjadinya infeksi
  2. Memberikan rasa aman & nyaman kepada pasien dan orang lain







Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
Alat steril
  1. Pinset anatomis 2 buah
  2. Handschoen
  3. Depress
  4. Kasa steril
  5. Sofratul
  6. 3 buah kom berisi (cairan Ns, providon iodine, alkohol)
Alat non steril
  1. Pinset chirugis 2 buah
  2. Gunting verband
  3. Plester
  4. Obat desinfektan pada tempatnya(antiseptic solution)
  5. Bengkok
  6. Gunting lurus

b. Persiapan pasien
  1. Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien
  2. Tutup sketsel, atur posisi pasien
 
c. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan
  2. Alat-alat di dekatkan
  3. Pakai handschoen
  4. Basahi plester dengan depress yang sudah di beri alcohol
  5. Buka plester dengan menggunakan pinset chirugis, buang kedalam bengkok
  6. Pinset yang sudah tidak steril langsung di buang ke bengkok
  7. Bersihkan luka dengan cairan Ns, dari arah luar ke dalam
  8. Observasi luka
  9. Jika ada nanah bersihkan dengan menggunakan providon iodine
  10. Kemudian di beri sofratul
  11. Tutup luka dengan kasa steril
  12. Lepas handschoen
  13. Cuci tangan
  14. Dokumentasikan









Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin



Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.







































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
IMMOBILISASI EKSTERMITAS YANG CIDERA DAN PATAH TULANG

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan immobilisasi ekstermitas yang cidera dengan dugaan patah tulang/dislokasi dengan splint atau bidai

Tujuan
Untuk mencegah terjadinya pergerakan dari ujung tulang yang patah dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot saraf dan pembuluh darah dari ekstrimitas yang patah

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Bidai sesuai dengan kebutuhan (panjang dan jumlah) berikan pengalas dari kapas
  2. Kasa gulung
  3. Gunting
  4. Kasa steril
  5. Plester
  6. Hand scoon
  7. Bengkok
  8. Bantal
  9. Sampiran

b. Persiapan pasien
  1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di laksanakan pada pasien
  2. Pasang sampiran

c. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan
  2. Pakai hand scoon
  3. Dekatkan alat dengan pasien
  4. Berikan penjelesan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
  5. Bagian ekstermitas yang cidera harus kelihatan seluruhnya, pakaian harus di lepas, bila mana perlu digunting
  6. Periksa nadi dan fungsi sensorik dan motorik ekstermitas bagian distal dari tempat cidera sebelum pemasangan bidai
  7. Jika ekstermitas tampak sangat dan nadi tampak tidak ada, coba luruskan dengan tarikan secukupnya, tetapi bila terasa ada tahanan jangan diteruskan, pasang bidai dlam posisi tersebut dengan melewati 2 sendi
  8. Bila curiga ada dislokasi pasang bantal atas bawah, jangan mencoba untuk diluruskan
  9. Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang keluar dengan kapas steril dan jangan memasukkan tulang yang keluar tersebut, kemudian pasang kembali bidai dengan melewati 2 buah sendi
  10. Periksa nadi dan fungsi sensorik dan motorik ekstermitas bagian distal dari tempat cidera setelah pemasangan bidai
  11. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
  12. Lepas hand scone
  13. Cuci tangan
  14. Dokumentasikan di lembar penanganan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan tindakan pengambilan darah dari vena mengguanakan dissposible spuit

Tujuan
Untuk mengambil darah yang digunakan sebagai sempel atau bahan pemeriksaan laboratorium

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Mangkok berisi kapas steril
  2. Alkohol swab
  3. Disposible spuit
  4. Sarung tangan
  5. Perlak
  6. Torniquet
  7. Botol steril
  8. EDTA
  9. Label nama pasien, no reg, tgl, ruangan, jenis pemeriksaan
  10. Bengkok
  11. Blangko permintaan darah

b. Persiapan pasien
  1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di laksanakan pada pasien
  2. Pasang sampiran
  3. Atur posisi pasien

c. Pelaksanaan
  1. Beri label pada botol steril dan disposible spuit
  2. Atur posisi pasien
  3. Dekatkan alat-alat
  4. Cuci tangan
  5. Pakai hand scone
  6. Pasang alat dibawah tempat yang akan ditusuk
  7. Tentukan pembuluh darah yang akan ditusuk
  8. Pasang torniquet
  9. Oleskan kapas alkohol permukaan kulit vena yang akan ditusuk
  10. Ulang 2-3 kali sampai bersih dan tunggu sampai kering
  11. Lakukan penusukan pada pembuluh darah vena dengan disposible spuit dan jarum menghadap ke atas
  12. Lakukan inspirasi, bila keluar darah berarti penusukan benar
  13. Lakukan penghisapan sesuai dengan yang di butuhkan
  14. Lepas torniquet
  15. Tarik spuit dengan cepat dan tutup bekas luka tusukan tersebut dengan menggunakan kapas alkohol
  16. Beritahu pasien bila tindakan sudah selesai
  17. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat
  18. Lepaskan sarung tangan
  19. Lepas hand scone dan cuci tangan



Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.



































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENANGANAN PERDARAHAN

Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan pencegahan timbulnya perdarahan lebih lanjut

Tujuan
  1. Mengontrol perdarahan
  2. Untuk mempertahankan volume darah & sirkulasi yang adequat untuk oksigenasi
  3. Untuk mencegah timbulnya syok

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Kasa steril (ukuran dan jumlah sesuai dengan kebutuhan)
  2. Kasa gulung / perban
  3. Handschoen steril (1 pasang)
  4. Duk steril / under pad steril (1 lembar)
  5. Arteri klem steril dalam tempatnya
  6. Gunting verband
  7. Plester
  8. Hecting set (bila perlu)
  9. Spalk / bidai sesuai ukuran (bila perlu)
  10. Skort plastik
  11. Neirbeken / bengkok 1 buah

b. Persiapan pasien
  1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
  2. Pasang sampiran / sketsel

c. Pelaksanaan
  1. Alat – alat didekatkan pada pasien
  2. Beritahu pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
  3. Pakai skort plastik
  4. Cuci tangan dan pakai hand schoen
  5. Buka pakaian pasien bila menutupi daerah yang mengalami perdarahan dengan gunting dan pasang duk / underpad steril dibawahnya
  6. Kaji luka dan identifikasi asal luka,apakah dari vena atau arteri
  7. Arteri : lihat apakah keluarnya perdarhan memancr, adanya pulsasi atau denyutan dan warna darah merah segar: Ambil kasa steril, langsung, tekan pada daerah perdarahan dan lakukan pembebatan, Segera lapor ke dokter bila perdarahan sangat banyak, Siapkan arteri klem han hecting set untuk tindakan dokter bila diperlukan
  8. Vena : Ambil kasa steril sesuai kebutuhan, lakukan penekanan kemudian balut dengan perban, bila perdarahan terdapat Pada daerah patah tulang / fraktur Ambil kasa steril sesuai dengan kebutuhan, langsung tekan pada lokasi perdarahan, kemudian bebat dengan perban Setelah itu pasang spalk / bidai anatara dua sendi ekstremitas yang fraktur
  9. Cek nadi pada bagian distal dari cedera, kehangatan, sensoris, capilarry refill test, motorik bila perdarahan terjadi pada ektremitas
  10. Cek apakah pedarahan sudah berhenti, jika perdarahan masih terus berlangsung, kasa dekat luka yang telah penuh dengan darah jangan diambil tetapi berikan tambahan kasa steril dan pertahankan tekanan serta tinggikan ekstremitas yang cedera
  11. Lepas handschoen dan skort plastik
  12. Rapikan pasien dan rapikan alat – alat
  13. Cuci tangan

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
  2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI.
  3. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.




























STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
POSISI PRONAS
Pengertian
Memposisikan pasien berbaring di telungkup diatas tempat tidur dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan
  1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
  2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
  3. Membantu drainage dari lutut sehingga berguna bagi pasien pascaoperasi mulut dan tenggorokan.
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Tempat tidur
  2. Bantal kecil
  3. Gulungan handuk
  4. Sarung tangan (jika diperlukan)

b. Persiapan pasien
  1. Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan.
  2. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
  3. Gunakan tempat tidur khusus yang dapat diatur.
c. Pelaksanaan
  1. Tutup pintu, jendela, dan gorden atau sampiran bila pasien dibangsal.
  2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika diperlukan (menurunkan transmisi mikroorganisme).
  3. Pasien terlentang di pinggir salah satu sisi tempat tidur.
  4. Posisikan kedua lengan dekat dengan tubuh dengan siku lurus dan tangan diatas paha. Miringkan pasien kearah tengah tempat tidur, kemudian posisikan tengkurap.
  5. Memberikan posisi pada pasien sehingga kelurusan tubuh dapat dipertahankan.
  6. Putar kepala pasien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Jika banyak drainage dari mulut, mungkin pemberian bantal dikontraindikasikan.
  7. Hal ini mencegah fleksi lateral leher. Hindari meletakkan bantal dibawah bahu untuk mencegah peningkatan resiko lordosis lumbal.
  8. Letakkan bantal dibawah dada (mencegah hiperekstensi kurva lumbal,kesulitan pernapasan penekanan pada payudara wanita).
  9. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai tumit.
  10. Mengurangi fleksi plantar, memfleksikan lutut sehingga memberikan kenyamanan dan mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
  11. Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralysis ekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
  12. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan di bawah lengan atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu).
  13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
  14. Dokumentasikan tindakan.




Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkul








































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
POSISI SUPINASI

Pengertian
Memposisikan pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.
Tujuan
  1. Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesi spinal
  2. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Tempat tidur
  2. Bantal kecil
  3. Gulungan handuk
  4. Footboard (bantalan kaki)
  5. Sarung tangan (jika diperlukan)
b. Persiapan pasien
  1. Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan.
  2. Meciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
  3. Menggunakan tempat tidur khusus yang dapat diatur.
c. Pelaksanaan
  1. Tutup pintu, jendela, dan gorden atau sampiran bila pasien dibangsal.
  2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika diperlukan (menurunkan transmisi mikroorganisme).
  3. Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
  4. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu pasien.
  5. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana.
  6. Letakkan bantal dibawah kaki,mulai dari lutut sampai tumit.
  7. Topang telapak kai pasien dengan menggunakan bantalan kaki.
  8. Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralysis ekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
  9. (Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan di bawah lengan atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu).
  10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
  11. Dokumentasikan tindakan.

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.







STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INHALASI DENGAN NEBULIZER

Pengertian
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
Tujuan
  1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
  2. Melonggarkan jalan nafas
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Set nebulizer
  2. Obat bronkodilator
  3. Bengkok 1 buah
  4. Tissue
  5. Spuit 5 cc
  6. Aquades
b. Persiapan pasien
  1. Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan.
  2. Meciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
c. Pelaksanaan
  1. Mengecek program terapi
  2. Mencuci tangan
  3. Menyiapkan alat
  4. Memberikan salam dan sapa nama pasien
  5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
  6. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
  7. Menjaga privacy pasien
  8. Mengatur pasien dalam posisi duduk
  9. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
  10. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
  11. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
  12. Memasukkan obat sesuai dosis
  13. Memasang masker pada pasien
  14. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
  15. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
  16. Melakukan evaluasi tindakan
  17. Berpamitan dengan pasien/keluarga
  18. Membereskan alat
  19. Mencuci tangan
  20. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.










STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SUCTION

Pengertian
Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan tubuh melalui penghisapan dengan alat suction.
Tujuan
  1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.
  2. Melancarkan jalan nafas.
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
  2. NaCl atau air matang.
  3. Canule sUction.
  4. Perlak dan pengalas.
  5. Mesin suction.
  6. Sarung tangan.
b. Persiapan pasien
  1. Lakukan pengecekan program terapi pasien.
  2. Tempatkan alat di dekat pasien.
  3. Persiapan Pasien:
  4. Pastikan identitas pasien.
  5. Kaji kondisi pasien.
  6. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan.
  7. Jaga privasi pasien.
c. Pelaksanaan
  1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
  2. Cek alat-alat yang akan digunakan.
  3. Cuci tangan.
  4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien.
  5. Pakai sarung tangan.
  6. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala sedikit ekstensi
  7. Berikan Oksigen 2 – 5 menit
  8. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
  9. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
  10. Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
  11. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)
  12. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
  13. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
  14. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
  15. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya Bereskan alat.
  16. Lepaskan handscoen.
  17. Rapihkan kembali pasien.
  18. Berikan reinforcement positif pada pasien.
  19. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
  20. Kembalikan peralatan.
  21. Cuci tangan.


Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.
















































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN KATETER URIN

Pengertian
Pemasangan kateter urine adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra sampai kedalam kandung kemih
Tujuan
  1. Menghilangkan distensi kandung kemih
  2. Penatalaksanaan kandung kemih inkopeten
  3. Mendapatkan urine steril
  4. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Bak instrument steril berisis: pinset anatomis, duk, kassa
  2. Kateter sesuai ukuran
  3. Sarung tangan steril 2 pasang
  4. Desinfektan dalam tempatnya
  5. Spuit 20 cc
  6. Pelumas
  7. Urine bag
  8. Plaster dan gunting
  9. Selimut mandi
  10. Perlak dan pengalas
  11. Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
  12. Bengkok
b. Persiapan pasien
  1. Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan.
  2. Meciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
c. Pelaksanaan
  1. Melakukan pengecekan program terapi
  2. Mencuci tangan
  3. Menempatkan alat di dekat pasien
  4. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
  5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
  6. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
  7. Memasang sampiran dan menjaga privacy
  8. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan melepaskan pakaian bawah
  9. Memasang perlak, pengalas dan selimut mandi
  10. Menyambungkan kateter dengan urine bag
  11. Memakai sarung tangan
  12. Membersihkan genetalia dengan antiseptik
  13. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
  14. Memberi pelumas pada ujung kateter
  15. Mengarahkan penis ke atas
  16. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15 – 23 cm atau hingga urine keluar
  17. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
  18. Memfiksasi kateter kearah atas / perut
  19. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
  20. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien
  21. Melakukan evaluasi tindakan
  22. Merapikan pasien dan lingkungan
  23. Berpamitan dengan klien
  24. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
  25. Mencuci tangan
  26. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.
  3. http://spo-keperawatan.blogspot.co.id/2016/04/spo-pemasangan-kateter-urine-pada-pria.html




































STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TERAPI OKSIGEN NON-REBREATHING MASK

Pengertian
Memasukan zat asam atau oksigen melalui mulut dan hidung dengan menggunakan Sungkup muka non breathing
Tujuan
Memasok kebutuhan zat asam atau mencegah dan mengobati pasien pada keadaan : Hipoksemia, Hipoksia, Anoksia.
Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Tabung Oksigen
  2. Flow Meter
  3. Regulator
  4. Tabung Humidifier
  5. Aquades Steril
  6. Selang sungkup muka non breathing
b. Persiapan pasien
  1. Beri informasi pada pasien
  2. Atur posisi pasien

c. Pelaksanaan
  1. Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan
  2. Cek Tabung Oksigen dan Flowmeter
  3. Pasang Regulator
  4. Isi Tabung Humidifier dengan aquabides steril sampai tanda batas
  5. Pasang selang oksigen pada tabung humidifier
  6. Stel oksigenasi pada tabung humidifier
  7. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup
  8. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman
  9. Sesuaikan aliran oksigen,
  10. Anjurkan pasien untuk istirahat
  11. Alat-alat dirapihkan
  12. Cuci Tangan
  13. Observasi respon pasien terhadap pemberian oksigen

Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi
  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.
  3. http://spo-keperawatan.blogspot.co.id/2016/04/spo-pemberian-oksigen-dengan-sungkup.html











STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Pengertian
Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan sabun.
Tujuan
  1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
  2. Memberikan perasaan segar.
  3. Merangsang peredaran darah.
  4. Sebagai pengobatan.
  5. Mencegah infeksi kulit
  6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan

Prosedur
Uraian
a. Persiapan alat
  1. Sabun mandi.
  2. Pasta gigi.
  3. Gelas kumur.
  4. Sisir.
  5. Talk.
  6. Satu stel pakaian bersih.
  7. Waskom mandi berisi air hangat.
  8. Handuk bersih.
  9. Tempat bertutup untuk pakaian kotor.
  10. Sketsel/korden.
  11. Waslap mandi 2 buah.
b. Persiapan pasien
  1. Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan
  2. Meciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
c. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan (sesuai SPO).
  2. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
  3. Bawa peralatan kepasien.
  4. Pasang sketsel/korden.
  5. Tanyakan pada pasien apakah pasien mau BAB atau BAK terlebih dahulu.
  6. Pindahkan Selimut dan bantal dari tempat tidur, bila masih dibutuhkan gunakan bantal.
  • Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien
  • Buka Pakaian bagian atas. kemudian tutup dengan selimut mandi atau kain penutup
  • Mandikan pasien dengan urutan sebagai berikut (terlampir di bawah ini) :
Mencuci muka :
  1. Bentangkan handuk di bawah kepala, muka, telinga dan leher lalu bersihkan dengan waslap lembab, lalu keringkan dengan handuk.
  2. Tanyakan apakah pasien biasa pakai sabun atau tidak.
Mencuci tangan :
  1. Turunkan Selimut mandi atau kain penutup.
  2. Keataskan kedua tangan.
  3. letakkan handuk diatas dada dan lebarkan ke samping kiri dan kanan sehingga kedua lengan dapat diletakkan di atas handuk.
  4. Basahi Kedua tangan dan sabun mulai dari lengan yang jauh dari perawat, kemudian yang lebih dekat lalu bilas sampai bersih, kemudian dikeringkan dengan handuk
  5. Masukkan kedua telapak tangan ke dalam waskom lalu keringkan.
Mencuci dada dan perut :
  1. Buka Pakaian pasien bagian bawah dan turunkan selimut atau kain penutup sampai perut bagian bawah
  2. Keataskan Kedua tangan pasien ,angkat handuk dan bentangkan pada sisi pasien
  3. Basahi Ketiak, dada dan perut lalu disabun, kemudian bilas sampai bersih dan keringkan dengan handuk.
  4. Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan kenakan baju yang bersih atau ditutup kain penutup/handuk.
Mencuci punggung :
  1. Miringkan Pasien ke kiri
  2. Bentangkan Handuk di bawah punggung sampai bokong
  3. Basahi Punggung sampai bokong ,lali disabuni, dibilas dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk
  4. Miringkan pasien ke kanan dan bentangkan handuk dibawah punggung kemudian cuci punggung seperti pada punggung kiri
Mengetahui,
Direktur RSUUB



dr. Syarifudin
Referensi




















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































  1. Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.
  2. Komite Keperawatan RSUUB (2017). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSU UMMI Bengkulu.
  3. http://akreditasi.my.id/rs/spo-memandikan-pasien-di-tempat-tidur





STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
VULVA HYGIENE


No. Revisi

Halaman

Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh :
Direktur RS



dr. Syarifudin
PENGERTIAN

Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya.
TUJUAN
  1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun uterus.
  2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum.
  3. Untuk kebersihan perineum dan vulva, Memberikan rasa nyaman pasien.
KEBIJAKAN
Dilakukan pada ibu setelah melahirkan
PETUGAS
Perawat dan Bidan
PERALATAN
  1. Kapas sublimat.
  2. Air hangat dalam Waskom tertutup.
  3. Waslap.
  4. Bengkok.
PROSEDUR PELAKSANAAN
  1. Tahap Pra Interaksi
  1. Melakukan verifikasi program pengobatan pasien.
  2. Mencuci tangan.
  3. Menyiapkan alat

  1. Tahap Orientasi
  1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien.
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga.
  3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan

  1. Tahap Kerja
  1. Memasang sampiran/menjaga privacy.
  2. Memasang selimut mandi.
  3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent.
  4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat.
  5. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan dengan pemasangan pispot, sambil memperhatikan lochea.
  6. Celana dan pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda.
  7. Pasien disuruh BAK/BAB.
  8. Perawat memakai sarung tangan kiri.
  9. Mengguyur vulva dengan air matang.
  10. Pispot diambil.
  11. Mendekatkan bengkok ke dekat pasien.
  12. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri.
  13. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1 kali usap).
  14. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan apakah lepas/longgar, bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah.
  15. Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi salep/betadine.
  16. Memasang celana dalam dan pembalut
  17. Mengambil alas, perlak dan bengkok.
  18. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan selimut pasien.

D. Tahap Terminasi
  1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan.
  2. Berpamitan dengan pasien.
  3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula.
  4. Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar